Thursday, February 10, 2005

Burukkah bersepeda bagi kehidupan seks Anda?

Pada September 1997, Ed Pevelka, kolumnis majalah "Bicycling" membuat kejutan dengan membuka rahasia: Ia menderita disfungsi ereksi akibat kegemarannya bersepeda. Ia menulis begini: "… Hasil test menyatakan aliran darah menuju ke penis saya sangat sedikit , akibatnya alat kelamin saya tidak mampu ber-ereksi dengan kuat untuk bisa melakukan hubungan seks…"Keyakinan Pavelka, bersepeda menimbulkan masalah pada alat kelaminnya didukung sejumlah fakta medis. Irwin Goldstein, MD, seorang spesialis yang menangani masalah-masalah disfungsi ereksi di Boston University Medical Center, membuat pernyataan yang dikutip secara luas oleh media massa: Semua pengendara sepeda laki-laki berisiko menderita disfungsi ereksi, dan mereka harus mempertimbangkan untuk berhenti bersepeda jika masih ingin menikmati seks!

Goldstein, yang pasiennya kebanyakan mengalami gangguan ereksi, beberapa diantaranya para penggemar olahraga bersepeda, tergerak melakukan studi di Boston University Medical Center, untuk menguji hubungan antara bersepeda dan gangguan ereksi. Hasil risetnya menunjukkan, atlet olah raga bersepeda atau para penggemar fanatik olahraga bersepeda, berisiko menderita gangguan ereksi ketimbang atlet atau laki-laki yang tidak melakukan olahraga ini. Para pengendara sepeda tersebut umumnya mengeluh: Mengalami masalah ketika kencing, gangguan ereksi, dan mati rasa di sekitar pangkal paha.
Apakah bersepeda yang menjadi faktor utama timbulnya gangguan ereksi?
Riset Goldstein tidak menemukan penyebabnya, tetapi studi lain yang dilakukan di University of California, San Diego, membantu menjelaskannya. Penelitian yang dilakukan bersama Serfas, sebuah perusahaan asesori sepeda di Lake Forest California—menemukan bahwa: Bukan olahraga bersepeda yang menyebabkan gangguan ereksi tapi tempat duduknya!

"Laki-laki bisa menderita gangguan ereksi sesudah duduk di atas tempat duduk sepeda yang keras selama berjam-jam, karena hal itu akan memampatkan aliran darah pada tubuh manusia, di daerah yang dikenal sebagai perineum," jelas Ken Taylor M.D, peneliti yang terlibat dalam penelitian sepeda dan impotensi pada tahun 1999. Perineum adalah daerah antara anus dan scrotum (kantung testis).

Tim Roddy, M.D, seorang urolog, ahli penyakit-penyakit saluran kencing, di Edmons, Washington, sependapat bahwa tekanan tubuh saat kita duduk di atas sepeda dapat menimbulkan masalah. "Laki-laki dapat menggencet pembuluh darah vital dan urat-urat syaraf -- yang diperlukan agar fungsi seksual-nya berjalan normal -- dengan duduk di atas tempat duduk sepeda yang keras dalam jangka waktu cukup lama," katanya.
Serfas, pabrik asesori sepeda itu, kemudian menawarkan disain tempat duduk sepeda yang dapat mencegah pengendara sepeda menekan daerah seputar perineum, yang disebut "the Eliminator", memiliki bantalan panjang sampai di tengah dengan sebuah cekungan di bagian depan. Pada, April 1999, para peneliti menguji disain baru ini terhadap 15 pengendara sepeda yang mengayuh sepeda antara 150- 300 mil setiap minggu.
Hasilnya? Jika dulu 80 persen pengendara sepeda yang menggunakan tempat duduk model konvensional mengeluh menderita mati rasa di pangkal pahanya kini hanya 14 persen yang mengeluhkan hal yang sama.
Sebuah perusahaan spesialis komponen sepeda di Morgan Hill, California, juga menawarkan disain tempat duduk baru yang membuat para pengendara sepeda merasa aman dan nyaman. Disainernya Roger Minkow MD, membuat tempat duduk yang diberi nama the Body Geometry Saddle dengan meminta masukan dari sejumlah urolog dan polisi divisi sepeda, polisi yang menjalankan tugasnya dengan bersepeda. Tempat duduk khusus ini sangat tipis dan lentur dengan bentuk V.

Pada saat pengujian model tempat duduk baru ini, perusahaan tersebut berkonsultasi dengan Robert Kessler, MD, profesor urologi di Stanford University Medical Center di Palo Alto, California. Pada Maret 1999, Kessler merekrut 25 pengendara sepeda. Masing-masing mengendarai sepeda setidaknya 6 jam dalam seminggu, dan mereka rata-rata mengalami gangguan ereksi, mati rasa di sekitar pangkal paha dan sulit kencing. Para pengendara sepeda tersebut mencoba tempat duduk baru ini selama satu bulan. Hasilnya, hanya satu orang yang menyatakan tidak ada perubahan pada keluhan yang dideritanya selama ini.

"Tentu saja, tidak setiap pengendara sepeda mengalami gangguan ereksi, seperti halnya tidak setiap perokok menderita kanker paru-paru," kata Taylor. "Tetapi ukuran dan bentuk tempat duduk sepeda merupakan faktor risiko." Bisa dipastikan, tempat duduk yang keras, tanpa bantalan yang memadai akan mengganggu aliran darah menuju penis, dibandingkan tempat duduk dengan disain dan bantalan yang tepat, katanya.
Faktor risiko lain bagi para pengendara sepeda adalah: kelebihan berat badan, memiliki pinggul lebar dibandingkan rata-rata dan posisi badan yang terlalu condong ke depan pada saat bersepeda –semuanya memberikan tekanan ekstra pada daerah antara anus dan scrotum atau yang disebut dengan perineum, dan mengakibatkan gangguan fungsi seksual. ..sekarang, Anda pilih mana? Bersepeda atau seks..? Kalau memilih keduanya, sebaiknya perbaiki tempat duduknya dulu!(Kompas, 9 Februari 2005)



No comments: